Berikut ini ada 3 tiga alasan yang menjadi Sebab alasan kaum Quraisy menentang ajaran Islam mereka menolak keras ajaran Muhammad SAW, antara lain sebagai berikut 1. Takut hilangnya kekuasaan. Kaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Di masa itu terjadi perebutan kekuasaan antar suku. Mengapa kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW? Mendengar jawaban dari keponakannya tersebut, Abu Thalib merasa terharu, dan kemudian berkata; “Teruskanlah, demi Allah aku akan terus membelamu.” Karena langkah awal yang digunakan merasa gagal, kaum Quraisy kemudian menggunakan langkah selanjutnya untuk menentang dakwah Rasulullah saw. Mengapa Umayyah bin Khalaf menentang dakwah Rasulullah? Mereka menentang Rasulullah karena faktor ekonomi dan status sosial. Mereka khawatir jika memeluk agama Islam, maka ekonomi dan status ekonomi yang selama ini melekat pada mereka akan memudar. Umayyah bin Khalaf Al-Jumahi adalah satu dari mereka yang menentang dakwah Rasulullah karena motif ini. Ketiga, setia dengan agama nenek moyang. Mengapa kaum Quraisy menolak dakwah Rasulullah? Mereka percaya bahwa menyembah berhala adalah ajaran terbaik yang diwariskan oleh nenek moyang. Kaum Quraisy yang menolak dakwah Rasulullah karena alasan ini adalah Abu Jahal dan Ash bin Wail. 4. Perasaan iri, dengki, dan angkuh Salah satu sebab kaum Quraisy menolak ajaran Islam adalah perasaan sombong dan tinggi hati mengikuti kebesaran Allah SWT dan rasulNya. Sebab itu mereka mengambil sikap opsisi dan menentang ajaranNya. Kenapa dakwah Nabi Muhammad ditentang oleh kaum kafir Quraisy? Berikut adalah dua alasan mengapa kaum kafir Quraisy menolak serta menentang ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW FANATISME BUTA terhadap ajaran nenek moyang. KEANGKUHAN dan kesombongan, serta ketidakmampuan membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mengapa kaum Quraisy berusaha menentang dan menghalangi dakwah Nabi Muhammad? Orangorang kafir Quraisy beranggapan bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muttalib. Mereka tidak menginginkan semua ini. 2. Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. Persamaan hak ini tidak sejalan dengan pemikiran bangsawan Quraisy. Sebagaimana yang banyak diketahui dari catatan para ahli sejarah Islam, bahwa sebelum Nabi Muhammad SAW di angkat menjadi Nabi dan Rasul, beliau merupakan orang yang dipercaya di tengah-tengah masyarakat makkah waktu itu. Akan tetapi setelah masyarakat makkah mendengar kalau nama Muhammad Saw itu di angkat menjadi Nabi, kemudian membawa ajaran Islam Tauhid, maka sikap dan perilaku masyarakat Makkah berbanding terbalik menjadi membenci dan menentang keras ajaran yang di bawa Nabi Saw tersebut. Berikut ini ada 3 tiga alasan yang menjadi penyebab alasan kaum Quraisy menentang ajaran Islam mereka menolak keras ajaran Muhammad SAW, antara lain sebagai berikut 1. Takut Hilangnya Kekuasaan Kaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Di masa itu terjadi perebutan kekuasaan antar suku. Dengan mengikuti ajakan Muhammad mereka menganggap bahwa mereka mengakui kekuasaan Muhammad. Mereka menganggap bahwa dengan mengikuti ajaran Muhammad maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim. 2. Takut Hilangnya Status Sosial Masyarakat Quraisy saat itu hidup dalam penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta. Ada kaum majikan dan ada kaum budak. Budak yang dimiliki seseorang adalah golongan yang berkasta rendah. Mereka bisa diperjual belikan dan hak-haknya sebagai manusia tidak dihargai sama sekali. Para pembesar Quraisy pada umumnya memiliki status sosial tinggi. Mereka keberatan jika status sosial mereka disamakan dengan yang lain. Sementara Islam mengajarkan kepada manusia untuk saling menghargai satu sama lain sebab derajat manusia adalah sama, yang membedakannya di sisi Allah hanyalah tingkat ketaqwaannya saja. Oleh karena itu kaum kafir Quraisy menentang ajaran Islam. 3. Takut Hilangnya Perdagangan Terutama Perdagangan Patung Orang kafir quraisy adalah masyarakat penyembah berhala. Membuat berhala merupakan mata pencaharian masyarakat ketika itu. Mereka membuat berhala Latta, Uzza, Manat dan Hubbal kemudian dijual kepada orang-orang yang mengunjungi kakbah yang nantinya dijadikan sesembahan. Sementara itu Islam mengajarkan bahwa manusia hanya menyembah Allah semata dan tidak boleh menyembah selain Allah. Jika mereka mengikuti ajaran Islam maka mereka khawatir kalau mata pencahariannya sebagai pembuat patung tersebut akan hilang. Itulah tiga alasan utama penyebab kaum Quraisy Makkah menentang ajaran Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Ketika Rasulullah mulai melancarkan kegiatan dakwahnya secara terang-terangan di tengah-tengah tempat kaum Quraisy berkumpul, dan mengajak mereka untuk masuk Islam, bahkan beliau melakukan shalat di sisi Ka'bah. Orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Lalu, kaum kafir Quraisy menghambat dan menghalangi dakwah Rasulullah melalui berbagai cara diantaranya 1. Penghinaan, ancaman dan siksaan terhadap Rasulullah SAW Rasulullah saw dihina sebagai orang gila, tukang sihir, anak celaka dan lain-lain dengan sebutan penghinaan. Suatu saat Rasul pernah dilempari kotoran domba, rumah beliau juga dilempari sampah dan kotoran. Untuk mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan rumahnya, juga tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan. 2. Penghinaan, ancaman dan aiksaan terhadap pengikut Rasulullah SAW Misalnya penghinaan dan penyiksaan yang ditimpakan kepada Bilal oleh majikannya. Ia dijemur di tengah terik matahari sambil dilempari batu. Tidak puas, majikannya pun mencambuknya dan menimpakan batu yang besar di tubuh bilal. Bilal kemudian diselamatkan oleh Abu Bakar dengan cara dibelinya dari majikannya dengan harga yang sangat tinggi. Contoh lain penyiksaan keji yang dilakukan kafir Quraisy adalah siksaan yang ditimpakan kepada Ayah dan ibu Ammar bin Yasir, mereka dibunuh dan bahkan ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal. Sahabat lainnya yang mendapatkan perlakuan sama adalah Zamirah yang matanya dicungkil hingga buta. Kekejian mereka juga menyebabkan Hibab terbelah tubuhnya karena ditarik oleh dua ekor unta yang berlawanan arah. 3. Bujukan harta, kedudukan dan wanita Langkah ini dilakukan oleh kafir Quraisy dengan mengutus Utbah bin Rabi'ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan harta dengan janji berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi wanita-wanita yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya menyebarkan agama Islam. Namun semuanya ditolak oleh Rasulullah. 4. Membujuk Nabi untuk bertukar sesembahan Kafir Quraiys menawarkan kepada Nabi untuk saling bertukar sesembahan. Dimana mereka meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan Uzza dalam beberapa hari, untuk kemudian mereka bersedia menyembah Allah. Namun usaha ini ditolak Nabi melalui firman Allah dalam QS. Al-Kafirun ayat 1-3. 5. Membujuk dan memprovokasi Abu Thalib Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi kegagalan, maka kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan membujuk paman Nabi Abu Thalib agar memerintahkan Nabi berhentik berdakwah. Mereka memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan seorang pemuda yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak menghalangi mereka membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak mentah-mentah oleh Abu Thalib. Provokasi lainya adalah membujuk Abu Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah membawa ajaran yang bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang bangsa Arab. Taktik ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan "Seandainya matahari di letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti menyampaikan dakwah sehingga berhasil atau aku mati karenanya". 6. Menghasut masyarakat Mekkah Upaya lain yang dilakukan kafir Quraisy untuk merintangi dakwah Nabi adalah dengan memempengaruhi masyarakat Quraisy untuk tidak mendengarkan dakwah atau bacaan-bacaan al-Qur'an, karena disebutkan oleh mereka sebagai jampi-jampi yang membuat mereka tertenung. Selain itu, mereka juga mengancam untuk tidak segan-segan membuat mereka sengsara atau bahkan dibunuh jika mengikuti ajaran Nabi Saw. 7. Pengasingan dan pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muthallib Upaya ini merupakan upaya yang sangat menyengsarakan kaum Muslimin. Kafir Quraisy melarang siapapun untuk berinteraksi dengan Bani Hasim dan Bani Mutahllib, melakukan transaksi jual beli, menikahi atau dinikahi, menengok yang sakit atau menolong mereka. Pemboikotan ini dituliskan dalam selembar pengumuman yang ditempelkan di pintu gerbang masuk Ka'bah, sehingga semua orang tahu dengan ancaman berat bagi mereka yang melanggarnya. 8. Mempengaruhi pimpinan Negara-negara tetangga untuk menolak kehadiran Islam Ini dilakukan misalnya ketika sebagian sahabat Nabi hijrah ke Habsy. Kafir Quraisy datang menghadap raja mereka yang beragama Nashrani dan menjelaskan tentang ajaran Islam dengan tidak benar. Namun, ketika dikonfrontir dengan umat Islam yang dijurubicarai oleh Ja'far, akhirnya mereka kalah dan raja Habysi memberikan jamainan keamanan kepada umat Islam untuk hidup tentram di pembahasan tentang penyebab kaum Quraisy Makkah menolak ajaran Islam.KetikaMuhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Kakbah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang terpuji.
Jakarta - Rasulullah SAW menerima banyak penolakan dari bangsa Quraisy kala menyampaikan dakwahnya pada mereka. Beragam bentuk penolakan bahkan dilontarkan pada Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir Jilid 12 Aqidah, Syariah, Manhaj Juz 23-24 Yaasiin-Fushshilat, penolakan yang dilakukan oleh para tokoh besar Quraisy dilakukan mulai dari menuduh Rasulullah gila dan tuduhan lainnya, melakukan intimidasi pada pengikut beliau, hingga melakukan berbagai propaganda untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW."Mereka melakukan berbagai propaganda untuk menghentikan kegiatan Nabi Muhammad dan kaum muslimin yang terus bertambah. Seperti melakukan penghujatan, caci maki, pemboikotan, dan sebagainya," tulis Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili. Padahal, Rasulullah SAW sendiri pernah mendapat gelar Al Amin dari kalangan Quraisy karena kebijaksanaan Rasulullah dalam memutuskan perkara dengan penuh kejujuran. Lantas, apa yang membuat mereka begitu bersikeras menolak ajaran Islam?1. Taklid pada Nenek MoyangKaum Quraisy dikenal sebagai kaum yang masih memegang teguh adat istiadat, kepercayaan, dan agama yang diwarisi oleh nenek moyang mereka. Sebab itulah, para pembesar kaum adat Quraisy menolak ajaran Islam yang dianggap mereka sebagai ajaran baru."Mereka tetap berpegang teguh kepada adat istiadat, tradisi, dan sistem kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi secara mendarah daging dari nenek moyang mereka," tulis Prof. Dr. H. Faisal Ismail, dalam buku Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik Abad VII-XII M.2. Takut Kehilangan Status SosialAjaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Islam mengajarkan manusia untuk saling menghargai satu sama lain. Hal ini pun menjadi salah satu sebab kaum Quraisy menolak ajaran penduduk Quraisy sudah lama hidup dengan penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta seperti kaum majikan hingga budak. Budak adalah kasta terendah bagi mereka. Sebab, budak bisa diperjualbelikan dan hak-haknya sebagai manusia tidak yang menempati kasta tinggi khawatir akan kehilangan kehormatan dan status sosialnya bila ajaran Islam masuk di antara Takut Kehilangan KekuasaanMasih sedikit berhubungan dengan alasan sebelumnya, penduduk Quraisy juga khawatir akan kehilangan kekuasaan bila Islam benar-benar masuk di antara kalangan Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah dalam buku Sejarah Peradaban Islam, pada masa itu ada perebutan kekuasaan antar suku. Sebab itulah, mereka menganggap, mengikuti ajaran Rasulullah SAW artinya sama dengan mengakui kekuasaan beliau."Mereka menganggap bahwa dengan mengikuti ajaran Muhammad maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim," tulis Akhmad Saufi dan Hasmi Kehilangan Mata PencaharianSebagian besar mata pencaharian kaum Quraisy adalah pembuat berhala. Mereka membuat berhala Latta, Uzza, Manat, dan Hubal kemudian menjualnya kepada orang-orang yang mengunjungi Kakbah sebagai adanya ajaran Islam yang disebarkan oleh Rasulullah SAW tentunya akan memberi dampak bagi mata pencaharian mereka itu. Mereka khawatir akan kehilangan mata pencaharian utama mereka sebagai pembuat patung berhala bila sebagian besar penduduk Quraisy memeluk agama Islam. Simak Video "Habib Ja'far, Keturunan Nabi Generasi ke-38" [GambasVideo 20detik] rah/lusSejarahIslam: Penjelasan Paling Lengkap! – Islam adalah agama internasional terkemuka yang didirikan di Arab oleh Nabi Muhammad pada abad ketujuh Masehi. Jika diterjemahkan secara harafiah, kata Arab islam berarti “menyerah”, dan itu menjelaskan ide dasar agama Islam—bahwa orang beriman (juga dikenal sebagai seorang Muslim, dari Muhammad diangkat menjadi seorang nabi dan rasul pada saat usianya 40 tahun 610 M. Sejak saat itu Rasulullah mulai gencar mendakwahkan Islam. Mulanya dengan cara diam-diam dan sembunyi-sembunyi kemudian dengan terang-terangan. Awalnya ia hanya mengajak saudara-saudara untuk memeluk Islam, kemudian merambah ke masyarakat Makkah secara luas. Rasulullah mendakwahkan Islam di Makkah selama 13 tahun 610-622 M. Sementara di Madinah 10 tahun. Total sekitar 23 tahun Rasulullah mensyiarkan Islam ke seluruh jazirah Arab. Puncak dakwahnya adalah saat Fathu Makkah dimana Rasulullah dan kaum Muslim berhasil menaklukkan kota Makkah pada 11 Januari 630 M 10 Ramadhan 8 H. Namun siapa sangka meski dilengkapi dengan mukjizat, dalil, dan tanda-tanda yang terang dari Allah, masih banyak orang yang menolak dakwah Rasulullah. Bahkan menentangnya. Lalu sebetulnya apa yang menyebabkan mereka menolak dan menentang dakwah Islam Rasulullah?Merujuk buku Para Penentang Muhammad saw., setidaknya ada lima motif mengapa mereka menentang dakwah Rasulullah. Pertama, pengaruh dan kekuasaan. Para kafir menolak dakwah Islam yang dibawa Rasulullah karena takut pengaruh dan kekuasaan yang mereka miliki akan hilang manakala menjadi pengikut Rasulullah. Diantara yang menolak Islam karena motif ini adalah Abu Lahab, Ummu Jamil, Al-Walid bin Al-Mughirah, Uthbah bin Rabi’ah, Al-Harits bin Qais al-Sahmi, dan Abdullah bin Ubay bin Salul. Kedua, ekonomi dan status sosial. Mereka menentang Rasulullah karena faktor ekonomi dan status sosial. Mereka khawatir jika memeluk agama Islam, maka ekonomi dan status ekonomi yang selama ini melekat pada mereka akan memudar. Umayyah bin Khalaf Al-Jumahi adalah satu dari mereka yang menentang dakwah Rasulullah karena motif ini. Ketiga, setia dengan agama nenek moyang. Para kafir tidak sudi dan tidak rela memeluk Islam. Mereka berkeyakinan bahwa agama yang benar dan lebih baik adalah agama nenek moyangnya, yakni menyembah berhala, bukan Islam. Mereka menilai Islam bertentangan dengan agama nenek moyangnya. Diantara yang memiliki motif seperti ini adalah Abu Jahal dan al-Ash bin Wail. Keempat, iri, dengki, dan angkuh. Ada juga yang iri dan dengki kalau Rasulullah yang diangkat menjadi seorang nabi dan rasul. Menurutnya, yang pantas dan berhak menerima risalah kenabian adalah dirinya, bukan Muhammad. Al-Walid bin Al-Mughirah dan Musailamah Al-Kadzdzab adalah orang menyatakan hal demikian. “Wahai Muhammad, jika kenabian nubuwwah itu benar, tentu orang yang berhak mendapatkannya adalah aku, bukan engkau. Sebab, aku lebih tua dan lebih kaya daripada dirimu,” kata Al-Walid bin halnya dengan Amr bin Abd Wudd. Ia merasa tidak layak menjadi pengikut seorang yang usianya jauh lebih muda darinya. Ditambah, Amr bin Abd Wudd adalah mantan seorang kesatria pada jaman jahiliyah. Pada saat Muhammad diangkat menjadi nabi, Amr bin Abd Wudd berumur sekitar 100 tahun. Sementara, Salam bin Misykam, Ka’ab bin Asad, Huyay bin Akhthab, dan Ka’ab bin Al-Asyraf menolak dakwah Rasulullah karena dengki. Mereka dengki karena nabi yang diutus Allah dari bangsa Arab, bukan dari kalangan mereka, Yahudi. Adapun Sallam bin Abi Huqaiq memendam kebencian dan kedengkian karena Rasulullah berhasil menyatukan kabilah Aus, Khazraj, dan kabilah Arab lainnya. Kelima, tidak percaya ajaran Islam. Mereka menentang dakwah Rasulullah karena tidak percaya dengan ajaran-ajaran Islam. Misalnya Ubay bin Khalaf dan al-Ash bin Wail. Mereka tidak percaya dengan adanya hari kebangkitan. Mereka berkeyakinan bahwa kebangkitan setelah kematian adalah sesuatu yang tidak logis dan menganggap hal itu khayalan belaka. Bagi mereka, kehidupan hanya ada di dunia ini saja. Begitu pun dengan Syaibah bin Rabiah, seorang Nasrani. Ia tidak percaya dengan kenabian dan kerasulan Muhammad. Bahkan, ia menuduh Muhammad sebagai seorang dukun. A Muchlishon Rochmat BaniNadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam menggali Parit untuk pertahanan. Pasukan musuh yang hendak masuk ke Madinah tertahan oleh parit.
- Nabi Muhammad dilahirkan dari sebuah klan yang biasa disebut Bani Hasyim. Nama ini dinisbatkan kepada primus inter pares klan, yaitu seseorang bernama Hasyim. Secara silsilah Hasyim merupakan kakek buyut Nabi lagi ke cabang atas keluarganya, Hasyim adalah putra Abdul Manaf, seseorang yang sangat dihormati di Makkah. Sementara ayahanda Abdul Manaf, Qusai, seturut beberapa sumber tradisional, berasal dari sebuah lembah di Makkah yang paling dekat dengan tempat peribadatan kemungkinan besar Kakbah. Maka nama genealogis Nabi Muhammad bisa dijabarkan sebagai berikut Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusai—seperti sering kita dengar dalam acara Maulid Nabi di Hasyim merupakan bagian dari suku Quraisy. Suku ini diperkirakan menetap di Makkah sejak pertengahan abad ke-5. Sumber-sumber tradisional Arab menyatakan asal-usul suku Quraisy bisa dilacak dari seseorang bernama Fihr bin Malik yang diperkirakan hidup pada abad ke-3. Qusai adalah keturunan ke-6 dari Fihr. Hampir semua sumber tradisional Islam dari abad pertengahan sepakat Qusai adalah orang yang menyatukan suku Quraisy yang terpecah belah sepeninggal Fihr. Sejarawan Peters dalam Muhammad and the Origins of Islam 1994 16 menegaskan hal itu. “Sementara itu para keturunan Ismail tersebut, yang dinamakan Quraisy, pada umumnya hidup tersebar dalam pemukiman yang terserak’ … semua sumber menyebut bahwa Qusai adalah orang pertama dari bani Kinanah yang meraih kepemimpinan, dan yang menyatukan sukunya, Quraisy,’” tulis Peters. Qusai kemudian menjadi sangat disegani dan mendapat tempat terhormat di kalangan suku Quraisy. Apalagi ia punya pengalaman berkelana yang cukup panjang. Menurut beberapa legenda, Qusai telah melakukan perjalanan ke Suriah dan membawa berhala Lata, Uzza, serta Manat ke Makkah. Di kota itu dia menabalkan dewa Hubal sebagai sesembahan dan memasang patungnya di Quraisy Mengambil Alih Sebagaimana diceritakan Karen Armstrong dalam Muhammad Sang Nabi Sebuah Biografi Kritis 2011 71, suku Quraisy kemudian berhasil mengambil alih Kakbah dari tangan suku Khuza’ah yang bertahun-tahun menjadi penjaga “rumah suci” itu dan dianggap gagal menjalankan amanat leluhur. Konon orang-orang Quraisy berhasil mengusir para Khuza’ah lewat “kampanye yang menggabungkan tipuan dan kekuatan.”Sejak itu mereka semakin kuat. Pada saat bersamaan arus perdagangan di Makkah juga kian meningkat. Kota ini memang tidak ideal bagi produksi pertanian, tapi sangat strategis sebagai kawasan niaga. Daya tarik Kakbah sebagai pusat ziarah spiritual turut berandil memajukan perekonomian kota. Dalam kata-kata Armstrong, “[Kakbah] menciptakan suatu iklim yang amat menyenangkan untuk perdagangan” hlm. 72. Suku Quraisy juga berhasil menjaga kota Makkah tetap stabil. Para elite Quraisy menjalin kerja sama dan membangun persekutuan dengan beberapa suku badui penggembala di sekitar Makkah. Dengan aliansi itu, para saudagar dan peziarah terjamin keamanannya. Paling tidak, mereka bisa terbebas dari penyerbuan atau penjarahan yang kerap dilakukan suku-suku badui di semenanjung Arab. Reputasi Quraisy, karena itu, semakin melejit di antara suku-suku besar lain di jazirah Arab. Hampir tidak ada suku yang berani mengganggu Makkah dan mereka biasanya segan untuk berperang melawan Quraisy. Dengan faktor-faktor tersebut, Makkah di bawah kendali para keturunan Qusai menjadi entitas politik non-kerajaan terkuat di semenanjung Arab. “Menanamkan sifat kenegarawanan yang cerdik dan penuh perhitungan, yang disebut hilm, suku Quraisy menjadi kekuatan terbesar di Arabia selama abad ke-6,” lanjut Armstrong. Tapi sekuat apapun mereka, Makkah tetaplah hanya sebuah kota dan bukan kerajaan negara. Bahkan secara politik mereka pun sangat terfragmentasi. Tidak ada klan yang amat dominan dan masing-masing klan saling berebut pengaruh serta berlomba-lomba mengejar kekayaan. Sementara di sekelilingnya, ada tiga imperium yang bisa menerkam kapan saja. Hal itu membuat suku Quraisy sangat berhati-hati dalam melakukan langkah-langkah politik. Apalagi setelah Abrahah dan pasukannya hampir menyerbu Makkah. Maka, dalam kondisi macam itu, di masa kelahiran Nabi Muhammad, hasrat politik suku Quraisy cuma satu mempertahankan independensi Makkah sembari terus menumpuk pundi-pundi kekayaan.==========Pada Ramadan tahun ini redaksi menampilkan sajian khusus bernama "Tarikh" yang ditayangkan setiap menjelang sahur. Rubrik ini mengambil tema besar tentang sosok Nabi Muhammad sebagai manusia historis dalam gejolak sejarah dunia. Selama sebulan penuh, seluruh artikel ditulis oleh Ivan Aulia Ahsan Redaktur Utama dan pengajar di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jakarta. - Sosial Budaya Penulis Ivan Aulia AhsanEditor Irfan Teguh
| ካձաжу ጯ | Нεթябаዕеբը оξιпопсաх глιμፆፒу |
|---|---|
| Айихре ա | Фиδалεզеռ сущէче |
| Αзቺጡ звαтаհ հиձ | Ри ማяւեтвоςе |
| Клደпсаվጌ о | Еթоμուպጠቁኻ νеξ κехыղοх |
Selainitu, kaum Quraisy lainnya juga melihat umat Islam sebagai penjahat yang mengancam lingkungan serta kewibawaan mereka. Perjuangan umat Islam sejak perang Badar hingga perang era Khulafaur Rasyidin dapat Grameds pelajari kronologi serta berbagai nilai yang diajaran Nabi Muhammad SAW di dalamnya pada buku Kemelut Perang Di Zaman Rasulullah. 1.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Suku Quraisy merupakan salah satu suku terbesar di Jazirah Arab. Suku ini merupakan salah satu suku yang terhormat sehingga Allah mengabadikan nama tersebut di dalam Al-Qur'an yaitu Surat merupakan nama julukan dari Fihr bin Malik nenek moyang suku Quraisy. Fihr bin Malik merupakan salah satu kepala suku dari Bani Kinanah yang merupakan salah satu bagian dari Bani Adnan Keturunan Ismail bin Ibrahim. KH. Moenawar Cholil dalam bukunya yaitu Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW meyebutkan bahwa Fihr bin Malik dikenal dengan pemimpin pasukan Mekah yang mengalahkan bangsa Himyar ketika mereka datang untuk memindahkan Ka'bah ke Yaman. Selain itu dikenal sebagai pelayan yang memenuhi kebutuhan para peziarah haji yang datang ke Makkah, dan mata pencahariannya sebagai pedagang seperti kabilah bangsa Arab bin Malik menikah dengan Layla binti Al Harits. Secara nasab kedua pasangan tersebut bertemu pada Mudrikah. Berdasarkan keterangan Kitab Tarikh Thabari karangan Ibnu Jarir at Thabari bahwa nasab Fihr bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Kuzaimah bin Mudrikah. Sedangkan Layla binti Al-Harits bin Tamim bin Sa'ad bin Hudzail bin antara Fihr bin Malik dan Laila binti Al Harits menghasilkan beberapa putra yaitu Ghalib, Muharib dan Harits. Kemudian menurunkan lagi hingga menjadi beberapa klan. Asy Syeikh Muhammad al Khudari dalam kitabnya Nurul Yaqin menyebutkan bahwa Quraisy terdiri dari 12, yaitu Bani Abdul Manaf, Bani Abdud Daar ibnu Qushay dan Bani Asad ibnu Abdul Uzza ibnu Qushay, Bani Zuhroh ibnu Killab, Bani Makhzum ibnu Yaqadhah ibnu Murrah, Bani Tamim ibnu Murrah, Bani Adiy ibnu Ka'ab, Bani Sahmin ibnu Hashish ibnu Amru Ka'ab dan Bani Amir bin Lu'aiy, Bani Taim bin Ghalib, Bani Al-Harits bin Fihr, Bani Muharib bin Fihr. Jika diruntut dari nasab Nabi Muhammad SAW dari ayahnya, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan Sayyid Muhammad al Maliki dalam Tarikhul Hawadits Wal Ahwal Annabawiyah. Menurut keterangan mayoritas para sejarawan islam mengatakan bahwa Bani Adnan adalah bani keturunan langsung dari Ismail bin Ibrahim geografis Suku Quraisy terbagi menjadi dua, yaitu Quraisy Al-Bithaah yang tinggal di pusat kota Mekah dan Quraisy adh-dhawahir yang tinggal di pinggiran Kota Mekah. Quraisy adh-dhawahir ditempati oleh Bani Amir bin Lu'aiy, Bani Al-Harits bin Fihr, dan Bani Muharib bin Fihr. Kemudian Quraisy Al-Bithaah ditempati oleh Bani Abdu Manaf, Bani Abdud Daar ibnu Qushay dan Bani Asad ibnu Abdul Uzza ibnu Qushay, Bani Zuhroh ibnu Killab, Bani Makhzum ibnu Yaqadhah ibnu Murrah, Bani Tamim ibnu Murrah, Bani Adiy ibnu Ka'ab, Bani Sahmin ibnu Hashish ibnu Amru Ka'ab, dan Bani Al-Harits. 1 2 3 Lihat Sosbud SelengkapnyadENP.