Ceritaini berkisah tentang perjalanan hidup seorang pemuda yang bernama La Upe. Cerita Siluman Ular berkisah tentang pengembaraan La Upe yang dalam pengembaraannya banyak menolong makhluk yang tertimpa musibah, seperti menolong nenek yang terluka, ikan yang akan dimakan buaya, burung yang disiksa anak kecil, dan kera putih yang dililit ular besar.

Kamu suka membaca cerita dongeng hewan? Sudah pernah membaca cerita Kancil dan Ular yang licik? Kalau belum, tak perlu ragu lagi, langsung saja simak kisahnya di artikel ini. Selain ceritanya, kami juga telah memaparkan unsur intrinsik dan fakta menariknya. Selamat membaca!Kancil merupakan salah satu binatang yang kerap muncul di cerita dongeng anak-anak. Cerita Kancil Mencuri Timun mungkin sudah terdengar familier di telingamu. Kalau ingin kisah yang lain, baca saja cerita Kancil dan Ular yang ini mengisahkan tentang seekor ular yang licik dan tak tahu terima kasih. Singkatnya, ketika tertimpa musibah, ia mendapat pertolongan dari seekor kerbau. Bukannya berterima kasih, ia justru hendak memakan binatang berkaki empat menyebalkan sekali, bukan? Nah, kalau penasaran bagaimana kelanjutan kisahnya. langsung saja simak cerita Kancil dan Ular yang ada di artikel ini. Tak hanya kisahnya saja, unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya juga telah kami rangkum. Selamat membaca! Di sebuah hutan yang rimba, hiduplah seekor ular sanca bernama Lori. Tubuhnya besar dan kuat. Ia suka memangsa sesama hewan yang ada di hutan rimba itu. Makanya, tak ada satu pun binatang yang berani mendekatinya. Suatu hari, Lori sangat kelaparan. Akan tetapi, ia tak kunjung berhasil mendapatkan mangsa. Setiap kali ia datang, semua hewan berlari dengan cepat untuk menghindarinya. Beberapa hari, ia hanya memakan buah beri untuk mengganjal perutnya. “Sungguh membosankan! Aku tak sanggup bila setiap hari hanya memakan buah beri saja. Pokoknya, hari ini aku harus memakan daging. Tapi, bagaimana caranya? Mereka selalu menghindar dariku,” ucap Lori. Saat sedang mencari mangsa, tiba-tiba ada sebatang pohon tumbang yang menimpa tubuhnya. Ia tak sanggup bergerak dan berteriak meminta tolong. “Tolong aku! Siapa pun tolonglah aku,” teriaknya. Ada seekor rusa yang mengetahui Lori sedang terjebak di bawah pohon. Tapi, ia tak ingin menolong ular itu. “Aku tak ingin menolongmu. Kau itu hewan yang jahat. Sudah banyak saudaraku yang kau makan. Lebih baik kau mati saja,” ucap Rusa itu. Lori pun hanya bisa menangis menahan sakit. Lalu, ada seekor ayam datang mendekatinya. “Ayam, tolonglah aku. Batang pohon ini membuatku tak bisa bergerak,” pinta Lori pada sang Ayam. “Emmm, aku sebenarnya ingin menolongmu. Tapi, aku takut kalau kamu nanti akan memakanku,” ucap Ayam. “Tak mungkin aku memakanmu. Tubuhmu kecil, takkan kenyang aku bila memakanmu,” jawab Lori mencoba meyakinkan Ayam. “Maukah kau berjanji tak akan memakanku?” ucap hewan berkaki 2 itu. “Iya, aku janji tak akan memakanmu, Ayam!” jawab Lori. . Baca juga Cerita Rakyat Batu Ajuang Batu Peti dan Ulasan Menariknya, Kebohongan yang Membuat Kapal Berubah Menjadi Batu Mencari Pertolongan Namun, Ayam ternyata tak kuat mengangkat pohon yang menimpa ular itu. Tubuhnya terlalu kecil, sedangkan pohon itu sangatlah besar. “Tampaknya aku tak bisa membantumu, Lori. Aku tak kuat mengangkat pohon ini,” ucap Ayam. “Bagaimana kalau kau memanggil hewan-hewan yang badannya lebih besar? Mintalah mereka untuk menolongku,” ucap Lori. Karena berhati baik, Ayam pun menuruti perkataan Lori. Ia lalu mencari hewan lainnya untuk menolong ular yang terjebak itu. Namun, beberapa hewan menolak untuk memberi pertolongan. Mereka justru merasa senang bila hewan melata itu mati tertindih pohon. Lalu, Ayam meminta bantuan pada Kijang. Awalnya Kijang menolak. Tapi, setelah Ayam mengatakan kalau Lori berjanji tak akan memakan mereka, barulah Kijang mau menolong Lori. Sesampainya di tempat ular itu, Kijang dan Ayam terkejut melihat Lori yang terkapar lemas. Mereka berdua lalu mencoba sekuat tenaga untuk mengangkat pohon itu. Setelah berhasil, Lori dengan sigap langsung memakan Ayam. Kijang pun terkejut, “Bukankah kau sudah berjanji, tidak akan memakan kami? Inikah balasan atas bantuan yang kami berikan?”. Tanpa basa-basi, Lori langsung melilit kaki Kijang. “Maafkan aku, ya, Kijang. Pasalnya aku kelaparan. Sudah berhari-hari aku tak makan daging segar. Namun, memakan Ayam saja tak akan membuatku kenyang. Maka dari itu, aku akan memakanmu,” ucap sang ular licik. Dengan keji ia melahap habis kedua hewan yang telah menolongnya itu. Tak ada satu pun binatang yang mengetahui perbuatan liciknya tersebut. Ular pun merasa bahagia karena perutnya sudah kenyang. Mengelabuhi Para Hewan Rasa kenyang tentu tak bertahan lama. Keesokan harinya, Lori kembali merasa lapar. Ia tak mau lagi memakan beri. Untuk itu, ia mencoba mencari cara agar bisa memangsa hewan. “Apa yang harus aku lakukan agar bisa memangsa daging segar?” ucapnya dalam hati. Setelah sekian lama berpikir, akhirnya ia menemukan sebuah solusi yang licik. Ia hendak berpura-pura tertindih sebuah batu. Setelah ada yang mendekat untuk memberi pertolongan, ia akan segera menyantapnya. Ternyata, cara itu cukup berhasil. Ia pun mendapatkan mangsa seekor keledai, sapi, dan kambing. Ia sama sekali tak merasa bersalah telah berbohong pada beberapa hewan. Dalam hidupnya, yang terpenting adalah perut kenyang. Pada suatu pagi, ia kembali berpura-pura tertindih sebuah batu. Lalu, ia berteriak meminta tolong. “Tolong aku! Siapa pun tolong aku!” teriaknya. Lalu, ada seekor kerbau datang mendekatinya. Namun, ia tak langsung menolong. Ia bingung, haruskah menolong hewan itu atau tidak. Pasalnya, ia takut bila sang ular akan memakannya. Seperti biasa, Lori berjanji tak akan memakan siapa pun yang menolongnya. Pada akhirnya, Kerbau pun menolong sang ular. Saat hendak melilit kakinya, si Kerbau dengan cepat menendang ular itu. Ia lalu berkata,”Katamu kau tak akan memakanku. Dasar kau pembohong!” ucapnya sambil berlari meninggalkan ular. Namun, dengan cepat Lori menyabet kaki Kerbau dan melilitnya. Kerbau pun teriak meminta tolong. “Salah siapa menolongku. Sekarang kau harus menolongku lagi. Perutku kelaparan, aku butuh makan,” ucap Lori. Tubuh kerbau lalu terdiam dan tak melawan. Hanya mulutnya saja yang terus berteriak minta tolong. Sebab, semakin ia bergerak semakin kencang pula lilitan sang ular. Beruntung, ada seekor kancil mendengar permintaan tolong Kerbau. Kancil yang Cerdik “Hai, Lori! Kenapa kau melilit kerbau kurus ini! Kau tak akan kenyang memakannya,” kata si Kancil. “Tak masalah, yang penting aku bisa makan daging segar!” ucap Lori. Lalu, Kerbau meminta tolong pada Kancil, “Tolong aku, Cil! Hewan licik ini menjebakku. Dia tadi terlihat kesakitan tertindih batu. Usai aku menolongnya, dia malah menerkamku,” ucap Kerbau merintih kesakitan. “Hahahahaha,” Kancil malah tertawa. Gelak tawanya itu membuat Lori keheranan. “Kenapa kau malah tertawa? Apanya yang lucu?” tanyanya penasaran. “Kau bodoh sekali Lori! Kau rela pura-pura tertindih hanya untuk memakan Kerbau kurus ini? Bagaimana kalau kau tertindih lagi? Lalu, akan aku ajak Kerbau yang lebih gemuk untuk menolongmu. Tentu saja kamu akan semakin kenyang. Benar begitu, kan?” ucap Kancil. Lori tertarik dengan penawaran yang Kancil berikan. Ia ingin sekali memakan Kerbau yang gemuk. Tanpa pikir panjang, ia menyetujui ide dari Kancil. “Baiklah, aku akan melepaskan Kerbau kurus ini. Segera bawakan aku hewan yang lebih gemuk,” pinta Lori. “Tentu saja aku akan membawakanmu kerbau gemuk. Tapi, kau harus tertindih batu yang besar dulu. Semakin besar batunya, semakin sulit Kerbau besar itu menyelamatkanmu. Lalu, saat ia kesusahan mengangkat batu, bersiaplah untuk melilit kakinya,” ucap Kancil. “Hmm, aku suka idemu, Cil. Sekarang, tindihlah aku menggunakan batu besar itu!” pinta Lori. “Siap, Lor! Bersiaplah, aku akan menimpamu dengan batu-batu besar,” ucap Kancil. Setelah Lori tak bisa bergerak, Kancil lalu meninggalkannya. “Lori, aku akan mencari kerbau gemuk dulu, ya! Kau berdiamlah di sini!” ucap hewan cerdik itu. Ular itu menuruti perkataan Kancil. Ia menunggu dengan semangat seekor kerbau gemuk yang akan menjadi santapannya. Setelah menunggu sekian lama, Lori mulai tak kuat menahan batu-batu itu. “Ke mana perginya Kancil? Kenapa ia tak kunjung kembali?” batin Lori. Berhasil Mengelabuhi Ular Selama berjam-jam menanti Kancil, ia mulai sesak napas. Di saat tubuhnya makin lemah, datanglah Kancil seorang diri. “Akhirnya kau datang juga, Cil! Tapi, kenapa kau sendirian? Di mana Kerbau besar yang kau janjikan?” tanya Lori. “Kau percaya padaku, Lor? Haha. Betapa bodohnya dirimu. Kau bahkan telah menipu beberapa hewan malang, tapi sekarang kamu malah dengan mudahnya kutipu,” ucap Kancil sambil tertawa. “Kurang ajar, kau Cil! Awas saja. Jika berhasil lepas dari batu ini, aku akan memakanmu!” ancam Lori. “Coba saja kalau berhasil! Kau tak akan kuat membebaskan diri dari batu ini. Hahahaha,” ucap Kancil seraya pergi meninggalkan ular itu. Benar saja, Lori tak sanggup lepas dari batu besar itu. Pada akhirnya, ular itu pun mati tertindih batu. Para hewan pun kini hidup dengan tenang dan berbahagia. Mereka berterima kasih pada Kancil yang cerdik itu. Baca juga Dongeng Mentiko Betuah dari Aceh, Mustika Berharga Berkat Kebaikan Hati beserta Ulasan Menariknya Unsur Intrinsik Kamu suka dengan cerita Kancil dan Ular yang licik ini, bukan? Apakah kamu penasaran dengan unsur intrinsik, seperti tema, tokoh dan perwatakan, latar, alur cerita, serta pesan moralnya? Jika iya, berikut ulasan singkatnya; 1. Tema Inti cerita atau tema dongeng Kancil dan Ular ini adalah tentang sifat licik dan tak tahu terima kasih. Selain itu, dongeng ini juga menceritakan tentang ketulusan hati seseorang yang dibalas dengan pengkhianatan. 2. Tokoh dan Perwatakan Sesuai judulnya, ada dua tokoh utama dalam cerita ini, yaitu Kancil dan Ular Lori. Kancil merupakan tokoh protagonis yang cerdas dan suka menolong. Sementara itu, Lori adalah tokoh antagonis yang licik tapi tak cukup pintar. Cerita Kancil dan Ular ini juga memiliki beberapa tokoh pendukung yang turut mewarnai cerita. Mereka adalah Ayam, Rusa, Kijang, dan Kerbau. Rusa merupakan sosok yang tak ingin membantu Lori saat butuh pertolongan. Sebab, ia takut ular itu akan memakannya. Ayam, Kijang, dan Kerbau adalah tiga hewan baik hati yang menolong Lori. Meski pada akhirnya, Kijang dan Ayam menjadi santapan Lori yang licik dan tak tahu balas budi. 3. Latar Cerita ini tak menggunakan banyak latar tempat, hanya di sebuah hutan rimba. Karena bukan cerita rakyat atau sebuah legenda, tak diketahui secara jelas lokasi hutan rimba ini berada. 4. Alur Cerita Kancil dan Ular Kamu tentu bisa menebak alur cerita dongeng ini, bukan? Cerita Kancil dan Ular ini menggunakan alur maju. Cerita berawal dari seekor ular bernama Lori yang tengah kelaparan. Saat sedang mencari mangsa, ia tertindih pohon yang tumbang. Setelah itu, ia berteriak meminta tolong. Namun, tak ada satu pun binatang yang mau menolongnya. Mereka takut bila Lori akan memakan mereka setelah terbebas dari pohon yang menimpanya. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya ada seekor ayam yang menolongnya. Karena tak kuat menyingkirkan batu itu, ia lalu pergi meminta bantuan. Dengan bantuan Kijang, Lori berhasil terselematkan. Namun sayangnya, ia malah memangsa Kijang dan Ayam. Merasa mudah mendapatkan mangsa saat dalam kondisi genting, Lori lalu pura-pura terjebak di bawah batu. Untungnya, kelicikannya itu mampu terpatahkan oleh kecerdasan Kancil. 5. Pesan Moral Biasanya, dongeng memiliki beragam pesan moral yang dapat kamu bacakan pada anak atau saudaramu yang masih kecil. Ada pun pesan moral yang terkandung dalam cerita ini adalah jangan berbuat licik. Jangan memanfaatkan kebaikan hati seseorang untuk kepentinganmu sendiri. Selain itu, belajarlah untuk membalas kebaikan seseorang. Jika ada yang menolongmu, cobalah untuk membalas kebaikan hatinya. Jangan malah membalasnya dengan kejahatan. Orang yang berhati licik atau jahat akan mendapatkan balasan yang setimpal. Tak hanya unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik yang membangun cerita Kancil dan Ular ini. Unsur ekstrinsik biasanya berhubungan dengan latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai yang dipegang teguh. Baca juga Cerita Si Kancil, Kerbau, dan Buaya Beserta Ulasan Menariknya untuk Mengingatkan Pentingnya Balas Budi Fakta Menarik Tak banyak fakta menarik dalam cerita ini. Hanya ada satu fakta yang wajib kamu baca. Apakah fakta menarik tersebut? Kalau penasaran, langsung saja simak ulasan singkatnya di bawah ini; 1. Memiliki Beragam Versi Cerita Cerita Kancil dan Ular yang licik ini memiliki beberapa versi cerita. Ada dongeng yang mengisahkan bila Ular tak langsung mati setelah tertipu oleh rencana Kancil. Ular justru berhasil melilit kaki sang kancil itu dan hendak memakannya. Namun, Kancil berhasil meloloskan diri dengan cara menggigit ekor sang ular. Setelah berhasil meloloskan diri dari hewan licik itu, Kancil mengatur strategi untuk menjebak Ular. Dengan bantuan hewan-hewan lainnya, Kancil mengatur rencana untuk menjebak ular. Mereka membuat sang ular bertarung dengan harimau yang sangat hebat. Pada akhirnya, Harimau mampu mengalahkan Ular. Baca juga Kisah Nenek Pakande dan Ulasannya, Legenda Wanita Tua Pemakan Manusia dari Sulawesi Selatan Bagikan Cerita Kancil dan Ular Pada Si Kecil Itulah tadi cerita singkat Kancil dan Ular beserta unsur intrinsik serta fakta menariknya. Kamu menyukai ceritanya? Jika suka, saatnya membagikan kisah ini pada saudaramu yang masih kecil atau mungkin anakmu. Ceritakan juga pesan moral yang terkandung di dalamnya. Apabila kamu masih butuh cerita dongeng yang lainnya, tak perlu ke mana-mana lagi, langsung saja cek kanal Ruang Pena di Selain cerita ini, ada pula dongeng tentang Buaya yang Serakah, Semut dan Merak, atau Ulat yang Sombong. Tak hanya dongeng, di sini juga ada beberapa cerita rakyat atau legenda yang bisa kamu simak. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
CeritaKancil dan Buaya - Suatu hari ada seekor kancil sedang duduk bersantai di bawah pohon. Sayangnya Kancil harus menyeberangi sungai untuk mendapatkan makanan. Cerita Si Kancil dan Sang Buaya. Seperti bermain layang-layang bermain ular tangga berlarian ketika sedang hujan hingga. Pada saat itu ada banyak kenangan yang sulit terlupakan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bagaimana jika Jaka Linglung yang ada dalam kisah Aji Saka itu bukanlah ular biasa, melainkan ular purba jenis Titanoboa yang hidupnya 60-58 juta tahun lalu. Dengan berat kira-kira kg dan panjang berkisar antara 13 hingga 15 m, menjadikannya ular terbesar yang pernah ditemukan selama bagaimana kalau Dewata Cengkar itu bukanlah buaya putih, tapi Deinosuchus, atau buaya purba raksasa yang pernah hidup 80-73 juta tahun lalu. Untuk ukurannya para ahli mempercayai panjangnya dapat mencapai 12 meter dan beratnya 8 mereka punah? Dan apakah mereka bisa bertemu? Jika selisih rentang masa hidup ke dua jenis hewan ini sampai 20 juta tahun jaraknya. Yah akan ada banyak pendapat, mayoritas ahli mungkin beranggapan tidak mungkin. Tapi tidak ada salahnya apabila kita berasumsi kalau mereka tidak punah pada zaman awal dimulainya sejarah Jawa karena berbagai penyebab. Bisa pada saat pulau Jawa ini masih dihuni ras Melanesia yang konon pernah hidup di pulau itu, yang akhirnya sebagian terasimilasi dan sebagiannya lagi terdesak ke timur Nusantara. Atau hewan-hewan ini sempat hidup sampai nenek moyang orang Jawa, Deutro Melayu sudah mendiami tanah pada saat itu di utara pulau ini pernah ada cerita rakyat mengenai kemunculan ular besar yang ternyata jenisnya adalah Titanoboa, dan hampir dalam waktu bersamaan di selatan Jawa, ada juga kisah rakyat kehadiran buaya raksasa jenis Deinosuchus. Yang akhirnya dalam suatu kesempatan kedua momen penampakan hewan kolosal itu digabungkan dalam cerita perjalanan seorang tokoh bernama Aji tidak menutup kemungkinan, nongolnya ular dan buaya berukuran massif ini memang benar-benar bertemu dan bertarung, entah siapa yang menang, tapi lokasinya pertarungannya bisa jadi ada di sekitar pantai selatan. Dan momen ini kemudian dimasukkan dalam kisahnya Aji Saka, supaya lebih dan buaya yang bergelut sebenarnya pemandangan biasa yang ditemui para petani dan pemburu zaman dahulu, ada yang besar hewan-hewannya atau ada yang biasa saja ukurannya. Nah, ada juga kisah setelah berhasil mengalahkan buaya ini, lalu sang ular itu sempat disuruh bertapa, namun justru berakhir tragis karena kedapatan memangsa beberapa anak kecil. Mungkin saja kisah ini juga pernah terjadi, kejadian beberapa anak kecil pada masa itu yang dimangsa ular besar, hingga setelah beberapa ratus tahun berselang, cerita itu lalu banyak dibumbui hal-hal penulis berpendapat seperti itu, yang pertama, Jawa ribuan tahun lalu itu sangat berbeda dengan zaman sekarang. Bahkan pada zaman Belanda sudah datang saja, sebagian tanah Jawa masih berselimut hutan rimba yang lebat, sehingga menimbulkan banyak mitos menyeramkan akan mahluk-mahluk supranatural. Apalagi zaman awal peradaban Jawa masih baru dimulai, di saat kerajaan-kerajaan baru saja berdiri. Tentunya fauna yang pernah hidup di tanah Jawa akan jauh lebih beraneka ragam, yang memungkinkannya hidup megafauna semacam Titanoboa dan itu sudah jadi kebiasaan manusia di mana pun mereka berasal untuk menuliskan sejarahnya, terutama yang diabadikan lewat lisan setelah ratusan atau bahkan ribuan tahun lamanya, para penerusnya akan menambahkan banyak bumbu-bumbu tambahan sehingga membuatnya tidak jelas mana cerita yang sebenarnya dengan mana yang hanya rekaan imajiner terciptalah banyak mitos atau cerita rakyat yang bisa jadi dahulunya benar-benar pernah terjadi, seperti kisah pertarungan Jaka Linglung melawan Dewata saja aslinya ada orang yang bernama Jaka Linglung dan Dewata Cengkar, mereka manusia biasa seperti kita yang tidak dapat berubah wujudnya menjadi hewan buas atau raksasa. Yang kemudian nama-nama mereka dihubungkan dengan kejadian yang pernah terjadi sebelumnya atau sesudahnya mengenai perkelahian dua hewan yang mirip Titanoboa atau Jaka Linglung atau Dewata Cengkar ini hanyalah sekedar manifestasi dari suatu persaingan antara dua kekuatan besar yang pernah beradu pada zaman itu, yang kemudian juga diwujudkan ke dalam pertarungan dua hewan kolosal ular melawan buaya. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Keduanyajuga menjadi predator puncak dalam sebuah rantai makanan. Namun yang terjadi di Queensland, Australia, berikut ini sungguh mengherankan dan mengejutkan. Viral Penemuan Ular Piton Raksasa di Kalsel, Panjangnya 8 Meter Lebih. Bayangkan, seekor ular piton mampu menelan bulat-bulat buaya dalam sekali telan tanpa mengalami kesulitan. Jakarta - Ular pada umumnya ditakuti banyak orang, meski ada juga yang berani. Akan tetapi, kamu pernah membayangkan ada bayi yang justru bikin ular mati?Hal ini dilakukan seorang bayi bernama Ayush. Bayi berusia 3 tahun itu tinggal bersama orang tuanya di Madnapur, dari detikInet yang melansir Newsweek, Ayush main di luar rumah dan neneknya kaget karena tiba-tiba cucunya berteriak kencang. Sang nenek langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi. Betapa kaget dirinya karena menyaksikan ada ular sudah menggantung di mulut sang cucu. "Saya langsung mengambil ularnya dan membersihkan mulutnya," kata si nenek, tuanya pun langsung melarikan anaknya ke rumah sakit setempat. Ular yang sudah digigit sampai mati itu juga turut dibawa agar dokter bisa lebih jelas dalam mendengar cerita diawasi selama sekitar 24 jam, bocah itu dinyatakan baik-baik saja. Dr Mohammad Salim Ansari yang memeriksanya menyebut sang anak sudah minum obat dan sehat. "Tampaknya ular yang dia gigit dari spesies yang tidak berbisa," merupakan rumah dari hampir 300 spesies ular yang habitatnya tersebar di seluruh negeri. Lebih dari 60 di antaranya berbisa, 40 spesies cukup berbisa dan sisanya tidak berbisa. Adapun ular yang digigit balita itu belum diketahui laporan WHO, dari estimasi 1,2 juta korban meninggal akibat gigitan ular antara tahun 2000 sampai 2019, lebih dari seperempatnya adalah anak umur di bawah 15 memperkirakan setiap tahun, ada 5 juta kasus gigitan ular di India. Gigitan ular menjadi masalah besar di daerah pedesaan karena akses ke rumah sakit biasanya bukan pertama kalinya ada balita di India menggigit ular. Di Agustus 2022, pernah terjadi peristiwa serupa di mana seorang balita mengigit balik ular yang menggigit mulutnya. Si balita berhasil selamat dalam peristiwa ini telah tayang di detikinet dengan judul Heboh Bocah 3 Tahun Gigit Ular Sampai Mati orb/orb
Selaindengan buaya, kisah pernikahan aneh apa lagi yang terjadi di belahan dunia lainnya? Berikut ulasannya: 1. Wanita Menikah dengan Ular Seorang wanita di India jatuh cinta dengan seekor ular.
Merekaberamah-tamah dan bersuka-ria dengan Buaya Tembaga sela­ma dua hari. Pada hari yang ketiga, berangkatlah Buaya Tembaga melaksanakan tugasnya. Ia mulai berjalan, berenang ke sana-kemari mengintai musuhnya dan mendekati po­hon mintanggor tempat ular raksasa itu berada. Ketika buaya melewati pohon itu, ia berpapasan dengan sang ular. KodeAlam 2D Mimpi Bingkai Foto Jatuh di Togel + Arti Mimpi, 10 Rahasia Dibalik Mimpi Bingkai Foto Jatuh yang Jarang Diketahui, Takwil Mimpi Sudah siap!" kata semua buaya bersemangat. Kancil pun dengan girang melompati buaya dan pura-pura menghitung buaya-buaya yang sudah berjejer membentuk jembatan itu. Setelah sampai ujung, kancil pun melompat ke tepi sungai. Lalu ia berkata, "Terima kasih para buaya, berkat kalian, aku jadi bisa menyebrangi sungai ini." IYvI7q6.
  • l5sp65xwqp.pages.dev/155
  • l5sp65xwqp.pages.dev/245
  • l5sp65xwqp.pages.dev/219
  • l5sp65xwqp.pages.dev/346
  • l5sp65xwqp.pages.dev/36
  • l5sp65xwqp.pages.dev/139
  • l5sp65xwqp.pages.dev/81
  • l5sp65xwqp.pages.dev/308
  • l5sp65xwqp.pages.dev/239
  • cerita ular dan buaya